“Papan Pantun” Contoh Media Pembelajaran untuk Bahasa Indonesia

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang bersifat aktif-produktif. Untuk itu guru harus mampu memilih contoh media pembelajaran inovatif.

Mengingat keterampilan menulis ini menduduki hierarki yang paling rumit dan kompleks diantara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya.

Dalam artian menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang dimiliki dan digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi secara tidak langsung antara mereka.

Papan pantun mengajarkan anak untuk menulis dan berbicara. Kegiatan menulis dilakukan sebagai pendukung aktivitas berbicara.

Berbicara merupakan sebuah kegiatan berbahasa ragam lisan, sedangkan menulis merupakan kergiatan berbahasa ragam tulis. Kemudian pada kegiatan menulis pada umumnya adalah kegiatan berbahasa tidak langsung.

Namun berbicara pada umunya memiliki sifat langsung. Itulah sebabnya antara menulis dan berbicara memiliki keterkaitan yang erat.

Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan fokus sastra

Tidak hanya difokuskan pada keterampilan berbahasa, namun pembelajaran Bahasa Indonesia juga difokuskan pada sastra.

Misalnya adalah membuat pantun, mendeklamasikan puisi beserta syair, memainkan peran (dongeng), membaca cerita rakyat, dan memerankan tokoh dongeng.

Berbagai contoh media pembelajaran hadir untuk menemani proses pembelajaran-pembelajaram tersebut. Guna menciptakan hasil yang diharapkan.

Adapun tujuan serta manfaat pembelajaran Bahasa Indonesia dengan fokus sastra yaitu agar siswa dapat mengembangkan kompetensi apa dan bagaimana yang ditekankan oleh guru.

Misalnya yang ditekankan adalah kompetensi dasar mendengarkan maka porsi untuk pembelajaran mendengarkan akan lebih banyak ketimbang keterampilan lain.

Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi sastra. Makna kata “mengapresiasi” memiliki banyak kategori, yaitu menulis, membaca dan berbicara.

Proses pembuatan media pembelajaran papan pantun

Pantun adalah salah satu puisi atau karya sastra lama yang terikat oleh struktur sampiran dan isi. Dari semua jenis puisi yang ada, hanya pantun lah yang banyak dikenal di Indonesia.

Penyebabnya adalah karena beberapa hal berikut :

a). Karena menjadi puisi tertua sehingga melalui masyarakat masih bisa dilestarikan kepada anak-anak.

b). Banyak di daerah tertentu masih menggunakan pantun untuk acara adat.

c).Dalam permainan anak tertentu masih menggunakan pantun untuk bercanda gurau.

d). Karena memiliki bentuk sederhana, pantun masih sering digunakan untuk meyampaikan ekspresi antara senang, sedih, atau cemas.

Cara pembuatan contoh media pembelajaran “papan pantun” untuk pembalajaran di kelas. Siapkan alat dan bahan sebagai berikut :

1. Karton atau sterofom

2. Kertas origami warna warni

3. Gunting, spidol, dan doubletape

Langkah-langkahnya adalah :

1. Pertama, lipat dan gunting kertas origami menjadi dua bagian. Lakukan hal tersebut sampai mendapat beberapa bagian.

2. Kedua, tulislah pantun dibelakang kertas tersebut dengan rapi sesuai dengan jenis pantun. Apakah pantun jenaka, nasihat, agama, atau kiasan.

3. Ketiga, ambil kertas origami lalu lipat kecil dibagian bawah, kanan dan kiri. Potong ¼ bagian kertas tersebut hingga menyerupai kantung.

4. Keempat, tempel kertas-kertas tersebut di sterofom. Taruh kertas yang berisi macam-macam pantun tersebut kedalam kantung pantun.

Cara mengaplikasikannya adalah :

Pertama, ajak murid untuk menulis pantun dengan berbagai macam tema. Jika sudah selesai menulis, taruh pada kantung di papan pantun tersebut.

Kedua, ajak anak-anak untuk bernyanyi bersama lagu seperti balonku dan berputar mengelilingi satu sama lain.

Ketentuannya adalah harus berhenti apabila guru mengucapkan kata “stop”. Jika sudah, terpilihlah satu anak secara acak.

Terakhir, jika sudah ditentukan mana yang kalah maka murid tersebut berhak memilih kotak mana yang akan dipilih. Maka anak tersebut berkewajiban membacakan pantun tersebut di depan kelas.

Kelebihan media pembelajaran papan pantun

1. Siswa menjadi kreatif dan inovatif dalam pembelajaran.

Seseorang dapat berpikir kreatif karena sudah memiliki bekal mampu berpikir kritis. Sehingga dapat menemukan dan melahirkan ide yang belum pernah ada.

Kreativitas pada anak merupakan salah satu unsur yang harus diasah agar dapat memaksimalkan potemsi pada diri anak tersebut.

Dengan adanya kreativitas, anak akan memiliki imajinasi luas dalam semua aspek, terlebih saat dihadapkan pada sebuah masalah.

2. Pembelajaran menjadi mengasyikkan karena bermain sambil belajar.

Mengajarkan sebuah pembelajaran terhadap anak-anak memang menyulitkan bagi sebagian orangtua. Sebab, pada umumnya anak-anak akan mudah bosan dan lebih mmeilih untuk bermain.

Pada dasarnya, usia mereka adalah usia bermain. Layak mereka betah berlama-lama untuk bermain daripada untuk belajar.

Untuk itu, cara belajar sambil bermain merupakan solusi agar anak tidak mudah bosan saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, juga mampu meningkatkan fisik dan membentuk pola pikiran serta keterampilan aktif.

3. Mempermudah siswa dalam mengelompokkan jenis-jenis pantun.

Kita pahami bahwa pantun memiliki berbagai jenis yang mungkin sulit untuk dipahami bagi anak. Diantaranya adalah pantun jenaka, pantun nasihat, pantun teka-teki, dan pantun kiasan.

Pantun jenaka berisi tentang hal-hal lucu yang memiliki tujuan untuk menghibur. Pantun nasihat berisi tentang moral dan norma. Biasanya pantun ini ditujuan untuk khalayak umum.

Panting teka-teki berisi tentang teka-teki yang ditujukan agar pembaca merasa bertanya-tanya apa maksud dan tujuan dari pantun tersebut.

Kehadiran berbagai contoh media pembelajaran diharapkan dapat mempermudah guru untuk menyampaikan materi. Selain itu juga dapat mempermudah siswa untuk memahami materi yang diajarkan.

sumber image : https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/rpp/makna-pantun/

media pembelajaran papan pantun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *