Ini Langkah Terbaik Guru Jika Siswa Kerap Mendapatkan Nilai Jelek

Mendapatkan nilai tinggi di setiap tes adalah apa yang diharapkan oleh guru. Semakin tinggi nilai yang diraih oleh seorang siswa maka semakin tinggi pula pemahamannya terhadap materi.

Namun adakalanya siswa tidak mampu meraih nilai tinggi. Guru diharapkan mampu mengerti bahwa setiap siswa pada dasarnya memiliki proses cerna yang berbeda terhadap materi. Namun, bagaimana kasusnya jika siswa sering mendapatkan nilai jelek, padahal mereka sudah belajar?

Ada beberapa hal yang bisa guru lakukan untuk mengantisipasi hal tersebut.

1. Umpan Balik yang Jujur dan Positif

Usahakanlah di setiap penyerahan nilai tes untuk memberikan umpan balik. Umpan balik sangat berguna sebagai proses analisis terhadap hasil tes. Beri tahu dengan jujur kepada siswa apa yang salah dari tes mereka, namun dengan cara yang konstruktif. Umpan balik bisa menjadi kompas bagi siswa untuk memperbaiki diri.

2. Koreksi yang Mudah Dipahami

Pengoreksian dalam umpan balik disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Hindari penggunaan bahasa-bahasa teknis yang bisa membuat siswa semakin tidak paham. Koreksi terhadap kesalahan siswa pun sebaiknya langsung pada poinnya, tidak perlu membahas hal lain yang tidak berkenaan dengan hal tersebut.

3. Model Visual

Jika siswa masih kesulitan untuk memperbaiki diri ketika dikoreksi secara lisan, cobalah gunakan model visual. Contoh atau model visual memang tidak bisa digunakan untuk semua materi, namun selalu ada celah untuk menyisipkan hal tersebut.

Konsep visual atau sesuatu yang konkret biasanya lebih mudah diterima oleh siswa.

4. Koreksi ‘Sandwich’

Mengoreksi siswa tidak berarti mengatakan seluruh kesalahan siswa begitu saja. Hal tersebut bisa membuat siswa merasa rendah diri dan tidak tertarik dengan materi pembelajaran. Gunakanlah koreksi tipe sandwich atau sandwiching.

Koreksi sandwich adalah dengan cara menumpuk pembetulan di antara dua pujian. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan rasa percaya diri siswa, sekaligus tidak membuatnya kehilangan minat terhadap proses pembelajaran.

5. Waktu untuk Merenung

Setelah diberikan koreksi, berilah siswa waktu yang cukup untuk merenung.

Dengan memberinya waktu, kita sudah menghargai kapasitas mereka untuk berpikir. Dengan kata lain, kita sudah mengakui bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menganalisis dan memperbaiki kesalahannya sendiri.

Pemberian waktu untuk merenung juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya.

Mendapatkan nilai jelek bukanlah keinginan siswa, apalagi jika nilai tersebut muncul di semua tes yang diikutinya. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi hal tersebut. Namun sebagai guru, memberikan mereka umpan balik serta cara pengoreksian yang positif adalah keharusan.

Poin utama dari tindakan ini adalah dengan tidak mendiskreditkan kapasitas diri siswa di dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, mereka mampu mengoreksi kesalahannya sendiri tanpa merasa rendah diri.

sumber gambar:

https://penerbitbmedia.com/tips-sukses-hadapi-ulangan-harian-sd/

https://www.merdeka.com/jakarta/ulangan-harian-siswa-di-sekolah-sudah-mulai-sistem-online.html

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *