Tiga Keunggulan Kurikulum Merdeka Dibandingkan dengan Kurikulum yang Lain

Pengubahan kurikulum pada satuan pendidikan tertentu atau secara nasional, memiliki harapan  yang positif. Ini tidak terlepas dari upaya untuk menyelaraskan proses pembelajaran dengan perkembangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Kehadiran Kurikulum Merdeka menjadi kabar baik setelah selama beberapa tahun dunia pendidikan dibuat babak belur oleh pandemi. Kentara sekali kesulitan yang diakibatkan dari segala konsekuensi yang muncul—salah satunya adalah penggunaan Kurikulum Darurat.

Namun, hal tersebut nyatanya belum optimal. Pandemi tetap membuat peserta didik mengalami degradasi. Mereka mengalami learning loss atau ketertinggalan pembelajaran. Nadiem Makarim memaparkan bahwa pandemi telah membuat peserta didik mengalami learning loss. Ketertinggalan pada aspek literasi setara dengan tidak belajar selama 6 bulan. Sementara di bidang numerasi, setara dengan tidak belajar selama 5 bulan.

Oleh karenanya Kurikulum Prototype dan Merdeka kemudian disusun untuk menanggulangi hal tersebut. Sebagai bentuk berbenar untuk memulihkan ketertinggalan.

Laman Kemendikbud menunjukkan bahwa penggunaan Kurikulum Merdeka memiliki keunggulan tertentu jika dibandingkan dengan kurikulum yang lain.

1. Lebih Sederhana dan Mendalam

Penyederhanaan berkas RPP yang sempat diperintahkan oleh Menteri Pendidikan menunjukkan bawah di satu sisi, Kurikulum 2013 cukup merepotkan.

Kurikulum Merdeka dinilai lebih sederhana namun mendalam. Hal ini bisa dilihat dari berbagai aspek di dalamnya. Salah satunya pada aspek materi pembelajaran.

Fokus pembelajaran pada Kurikulum Merdeka menyasar pada materi-materi esensial. Penguasaan materi ini didampingi dengan penerapan Profil Pelajar Pancasila. Pengembangan kompetensi yang dituntut akan disesuaikan dengan perkembangan mental peserta didik seusai fase. Sehingga pembelajaran yang sederhana tersebut bisa lebih mendalam.

2. Lebih Merdeka

Kemerdekaan dalam Kurikulum Merdeka merupakan hak segala pihak yang terkait dengan proses pembelajaran.

Bagi peserta didik, mereka akan lebih leluasa belajar sebab proses akan disesuaikan dengan perkembangan mental mereka. Tuntutan memahami materi pun akan disederhanakan. Sementara itu jika mereka tidak mampu mencapai tujuan pembelajaran di dalam satu fase tertentu, mereka tetap bisa naik kelas dengan catatan kembali memahami materi pada fase yang belum usai.

Bagi pendidik, mereka akan lebih leluasa merancang proses pembelajaran. Penekanan pada kompetensi dan konten bisa membuat kamat mereka terhadap variasi proses pembelajaran yang tidak menuntut dan monoton.

3. Lebih Relevan dan Interaktif

Pembelajaran intrakurikuler dalam Kurikulum Merdeka memiliki porsi sebanyak 70 hingga 80%. Sementara porsi yang tersisa digunakan untuk melaksanakan proyek.

Dalam pelaksanaan proyek, peserta didik memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi isu-isu aktual. Isu-isu tersebut tentu dipandang lebih relevan atau berkaitan erat dengan kehidupan, seperti isu lingkungan dan kesehatan.

Di luar tiga keunggulan yang dirumuskan oleh Kemendikbud tersebut, di lapangan penggunaan Kurikulum Merdeka memiliki lebih banyak keunggulan. Namun, keunggulan utama yang perlu digarisbawahi adalah kemampuan Kurikulum Merdeka dalam memulihkan proses pembelajaran yang sempat hancur lebur karena pandemi.

Dengan proyeksi, penggunaan Kurikulum Merdeka tidak hanya sebatas memulihkan namun juga meningkatkan pencapaian pembelajaran yang sebelumnya sudah diraih dalam Kurikulum 2013.

sumber gambar:

https://lingkarkediri.pikiran-rakyat.com/cek-fakta/pr-671168523/cek-fakta-benarkah-siswa-wajib-swab-test-sebelum-masuk-sekolah-pada-januari-2021-simak-faktanya

https://www.kalderanews.com/2019/03/5-fakta-dan-data-terkini-tentang-guru-di-indonesia/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *