Menyongsong pengimplementasian secara penuh pada tahun 2024 kelak, tahun-tahun ini bisa dikatakan sebagai masa transisi. Setidaknya ada dua kurikulum yang lebih dulu digunakan, yakni Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat.
Untuk menghindari gagap penerapan secara penuh, Kemendikbud menyatakan bahwa pengimplementasian Kurikulum Merdeka hanya sebatas opsi. Namun, penggunaannya tentu terbuka untuk semua satuan pendidikan.
Syarat utama dari pengimplementasian Kurikulum Merdeka adalah adanya keinginan dari satuan pendidikan dan stakeholder terkait. Sebab, pengubahan kurikulum tentu akan berdampak pada proses pembelajaran secara luas. Sehingga diharapkan dari keinginan itu akan muncul kesediaan untuk terus membuka diri dalam meningkatkan pemahaman.
1. Melakukan Diagnostik Internal
Kegiatan diagnostik internal atau menilai sudah sejauh mana kesiapan satuan pendidikan dalam pengimplementasian Kurikulum Merdeka perlu dilakukan. Pendekatan diagnostik bisa dilakukan melalui berbagai cara.
Diagnostik kesiapan bisa dilakukan terhadap banyak aspek seperti kesiapan pendidik, fasilitas, hingga kemampuan sekolah dalam memenuhi segala persyaratan yang dituntut.
Sekolah yang sudah memiliki kesiapan pengimplementasian, umumnya memulai dengan memilih opsi pertama dari Kurikulum Merdeka, yakni Merdeka Belajar. Pada opsi ini, keinginan dan kesiapan satuan pendidikan benar-benar diuji. Mereka dituntut untuk mempelajari konsep Kurikulum Merdeka dengan baik.
2. Melakukan Pendaftaran
Sebelum melakukan penerapan, mengisi pendaftaran perlu dilakukan oleh satuan pendidikan. Pendaftaran untuk Tahun Ajaran baru 2022/2021 dilaksanakan hingga akhir April 2022. Satuan pendidikan yang merasa sudah mampu, maka dipersilakan untuk mengisi pendaftaran.
Dalam proses pengisian pendaftaran, satuan pendidikan diharap mampu memikirkan dengan matang opsi Kurikulum Merdeka yang akan mereka implementasikan.
Proses pendaftaran pada periode ini mendapatkan sambutan yang luar biasa. Sambutan tersebut berasal baik dari sekolah yang berada di bawah naungan Kemendikbud maupun Kemenag.
3. Memasang Platform Merdeka Belajar
Penting untuk mendukung proses implementasi, satuan pendidikan terkoneksi dengan platform Merdeka Belajar. Platform ini bisa dipasang di gawai android oleh setiap pihak yang berafiliasi dengan satuan pendidikan.
Dalam proses pengimplementasian Kurikulum Merdeka tahap 1, platform bisa dijadikan sebagai media belajar. Ada banyak fitur dan fasilitas yang bisa dinikmati dan dicermati.
Fasilitas yang tersedia berupa video-video Implementasi Kurikulum Merdeka di berbagai jenjang. Ada pula berbagai program pelatihan mandiri untuk guru terkait dengan asesmen dan perangkat ajar. Jangan lupa untuk mengikuti komunitas serta berbagai praktik baik Implementasi Kurikulum Merdeka.
4. Melakukan Penerapan Secara Berkelanjutan
Bagi satuan pendidikan dengan opsi IKM 2 dan 3 (Merdeka Berubah dan Berbagi), maka sudah saatnya untuk memenuhi seluruh kebutuhan kurikulum secara mandiri. Pemenuhan tersebut bisa difasilitasi dengan Platform Merdeka Belajar atau mencipta secara mandiri atau berbagi dari satuan pendidikan yang lain.
5. Reflektif
Penerapan Kurikulum Merdeka untuk pertama kali tentu tidak akan mudah. Oleh karena itu, satuan pendidikan dipimpin oleh Kepala Sekolah dan stakeholder terkait sepatutnya melakukan refleksi. Refleksi dilakukan sebagai bagian dari penilaian secara internal terhadap implementasi.
Menerapkan kurikulum baru memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu adanya keinginan untuk mencoba yang didukung dengan kesiapan fasilitas dan sumber daya manusia.
sumber gambar:
https://sman110.sch.id/rapat-pleno-kenaikan-kelas-siswa-kelas-xi-dan-xii-t-a-2016-2017.php
memang sih keren sekali in